Terbaik Heboh Isu Berita Dana Hibah, Presidium FSPP Banten Minta Kiyai Tenang Fokus Urus Pontren

HEMN - Kasus hibah program pemberdayaan Pontren tahun 2018 yang disalurkan melalui FSPP Provinsi Banten kembali digoreng menjadi isu kontroversial jelang Ramadhan 2023. 

Kali ini fokus terkait pengembalian Rp 14.1 Miliar, berita ini menimbulkan kegaduhan selanjutnya mengganggu konsentrasi Kiyai dalam mengurus Pontren dekat Banten. 

Resonansi beritanya membuat ribuan Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren (Pontren) dekat Banten yang menerima bantuan kebingungan selanjutnya gelisah.

Baca Juga: Hanya memakai Rp 500 Ribu Bisa Membeli Motor Baru, Honda Banten : Cek Disini Selengkapnya

Kegelisahaan para Kiyai tersebut membuat Presidium FSPP Banten, Kiyai Samsul Maarif angkat bicara. Ia menegaskan, maka dana hibah tersebut  telah tersalurkan selanjutnya termanfaatkan sesuai peruntukannya selanjutnya para kiyai telah melaporkannya melalui FSPP. Karena itu Kiyai harus tenang selanjutnya fokus ngurus Pontren saja. 

"Masuk ke HP saya keluhan dari berbagai Kiyai dekat Banten yang menjelaskan kegelisahan selanjutnya kekhawatiran para kiyai penerima hibah. Saya katakan maka uang hibah itu bagi pesantren jumlahnya kecil, cuman Rp 20 juta per Pontren. Tidak sebanding memakai kebutuhan pesantren yang jauh lebih besar dari itu. Prinsipnya dana hibah, telah tersalurkan selanjutnya dimanfaatkan sesuai peruntukan, antara lain bagi bangungan, sarana pondok, kamar mandi, atap, bilik pondok,  juga bangunan lainnya. Ada juga bagi kegiatan ekonomi produktif termasuk pertanian. Saya yakin para kiyai itu nombok alias tekor tidak korupsi. Lalu sekarang mau disuruh kembalikan. Apa enggak takut kualat ya? Masa iya hibah yang oleh para kiyai sudah dibelanjakan jadi genteng, keramik selanjutnya sebagainya harus dikembalikan? Paling jika dipaksa-paksa harus dikembalikan ya mau dicicil pakai uang kencleng. Para Kiyai buka kotak sedekah dekat pontrennya masing-masing," ujarnya kepada wartawan, Rabu 1 Februari 2023. 

Kiyai Syamsul juga menjelaskan, maka jasa para kiyai selanjutnya pontren itu besar terutama dalam soal menjaga keimanan selanjutnya keamanan masyarakat bersama aparatur pemerintah.

Baca Juga: Diskon Hingga 20 Persen, Cafe Instagramable memakai Harga Murah Meriah Hadir dekat Serang Banten! Skuy Otwe Lokasi

"Jadi tolong hargai jasa para Kiyai bagi pembangunan Banten ini. Jangan dibuat kecewa selanjutnya sedih. Saya melihat para kiyai ini sudah kooperatif mengikuti proses hukum, diminta jadi saksi harus meninggalkan pondok, apalagi kala itu terjadi diakhir Bulan Ramadhan yang seharusnya itikaf. Para kiyai berbondong-bondong mengikuti proses hukum. Belum lagi stigma negatifnya. Menjadi pergunjingan media lokal selanjutnya nasional. Sampai-sampai banyak kiyai-kiyai dari Jawa Tengah selanjutnya Jawa Timur yang tabayyun ke kami, apa iya Kiyai Banten ditagih dana hibah hingga Rp 14,1 milyar?," tegasnya. 

Ditempat terpisah Sekjen FSPP Banten, Dr.Fadlullah menjelaskan, maka heran tidak hanya dana hibah yang beritanya berseliweran, tapi isu radikalisme. 

"Sejak tahun 2020, isu ini selalu didengungkan oleh kaum pandir  setiap FSPP Provinsi menggelar raker. Mereka ini jumlahnya bisa terhitung jari, kerjaannya gemar menebar hoax. Saya heran kenapa kaum pandir ini begitu bersemangat mendiskreditkan FSPP?," Ujarnya seraya nada bertanya.

Baca Juga: Berkonsep Ala Francis, Cafe Terbaru Madre Hadir pada Serang Banten! Instagramable lalu Murah Meriah

Fadlullah juga mengatakan, menjelang tahun politik lalu Ramadhan ini mari kita rawat kebhinekaan. FSPP ini organisasi inklusif yang mengayomi semua jenis pesantren baik modern, salafiyah lalu terpadu. 

"Pengurusnya sangat beragam, siapapun boleh mengabdi pada sini, seraya syarat lepas atribut sektarianisme. Mengelola organisasi yang besar seraya jumlah anggota lebih dari empat ribu pesantren tentu tidak mudah. Alhamdulillah seraya semangat silaturahim lalu pemberdayaan FSPP terus kompak, lalu tahan uji, biarpun berulang kali dipantik oleh isu yang sensitif yang menjatuhkan  martabat Kiyai. Karena itu, statemen-statemen yang biasa diproduksi oleh kaum pandir harus diakhiri, agar kita semua selamat lalu tidak kualat," Pungkasnya.***