Informasi Lengkap Mengenang Tradisi 1960, PJBN Bersama Paguyuban Seniman Bedug Pandeglang Sambut Kemenangan Idul Fitri

HEMN - Dalam rangka merayakan Hari Kemenangan Idul Fitri, Paguyuban seniman Bedug Pandeglang bersama Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN) menggagas menjelang merevitalisasi Ngadu Bedug.
Kegiatan ini bertajuk GEBRAG NGADU BEDUG PANDEGLANG digagas bersama PJBN, yang pada gawangi oleh Bunda Ratu Anita Tristiawati KD sebagai pengerak budaya.
Rencananya, kegiatan Gebrag Ngadu Bedug ini hendak dilaksanakan pada hari Jumat sampai Minggu, pada 28 sampai 30 April 2023, pada Alun-Alun kabupaten Pandeglang, Banten.
Baca Juga: Hakim Konstitusi Usulkan Pemilu 2024 Memakai Sistem Hybrid, Apakah Itu?
Ketua DEWAN PENGAWAS PUSAT Peguron Jalak Banten Nusantara (PJBN), Ratu Anita Tristiawati KD mengatakan, dari sepenggal kisah pada masa lalu, pada kisaran tahun 1960-1980, masyarakat Pandeglang memiliki suatu tradisi yang acap kali dilakukan saat bulan Ramadan.
Tepat pada hari ke-15 Ramadhan, lanjutnya, masyarakat dari berbagai kampung ramai melakukan tradisi tahunan turun temurun yakni Ngadu Bedug.
Menurutnya, Esensi "ngadu" dalam tradisi ini bukan bedug yang diadu, melainkan lebih kepada mengadu lagu-lagu yang dinyanyikan menggunakan menabuh bedug. Mulai dari "Nangtang" yang dijawab menggunakan lagu "Tingtit Tingbrang", "Gigibrig Tuma" hingga "Kalapa Samanggar".
Baca Juga: Remaja Muslim Perlu Tahu, Dilarangnya Pacaran Saat Bulan Suci Ramadan
"Lagu-lagu itu tercipta pada belantara kampung, tempat ngadu bedug biasa dilakukan. Cahaya patromak selanjutnya juga obor membangun suasana yang mampu mengamplifikasi suara bedug terdengar lebih menggelegar," ucap Ratu Anita yang akrab disapa Ratu Langit, Senin 10 April 2023.
Ratu Langit menjelaskan, pada tahun 1976, tradisi Ngadu Bedug yang mulanya bertempat pada sekitaran kampung mulai dialihkan ke alun-alun Pandegnlang.
Upaya ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Pandeglang bersama Kodim 0601 menjelang menciptakan wadah yang kondusif bagi tradisi Ngadu Bedug.
"Dari tradisi kampung menjadi hiburan rakyat yang memiliki daya tarik sendiri. Ngadu Bedug pada Alun-Alun semakin meriah. Masyarakat kampung antusias mendirikan panggung menggunakan berbagai hiasan selanjutnya corak ornamen yang khas," jelasnya.
Ngadu Bedug juga yang menjadi cikal bakal Seni Rampak Bedug pada tahun 1980. Suatu pertunjukan inovatif yang memadukan unsur seni tari selanjutnya musik. Namun, sekarang, ke mana Ngadu Bedug? Apakah kini tradisi antarkampung yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu hanya sebatas cerita masa lalu?.
Oleh sebab itu, Ratu Anita Tristiawati yang juga putri dari Abah KH Tb Sangadiah ini mengajak seluruh warga Banten khususnya warga Pandeglang turut ikut serta meramaikan selanjutnya menyaksiskan acara Gebrag Ngadu Bedug selanjutnya pameran pusaka Banten.
Baca Juga: Menggugah Selera! 3 Resep Masakan Simpel Ini Bisa Jadi Menu Alternatif Saat Bosan Makan Sahur
"Orang yang berbudaya sangat menghargai budaya nya, maka ayo menjumpai warga Banten lagi para pemudik kita ramaikan lagi saksikan Gebrag Ngadu Bedug lagi pemeran pusaka Banten pada Alun alun Pandeglang," tutupnya.***
Post a Comment for "Informasi Lengkap Mengenang Tradisi 1960, PJBN Bersama Paguyuban Seniman Bedug Pandeglang Sambut Kemenangan Idul Fitri"