Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anti Hoax Utamakan Sedekah Kepada Sanak Keluarga, Ini Penjelasan Kisah Lalu Hadis Rasulullah SAW

HEMN Sedekah menjadi amalan pilihan bagi orang beriman, utamanya pada waktu-waktu istimewa seperti bulan Ramadhan. Perhatikan hadisnya agar sedekah kita tepat sasaran.

Sedekah tentu saja bukan hanya bagi kebutuhan popularitas ala era sekarang ini, sedekah selalu tak luput dari unsur ingin dikenal dermawan. Perhatikan juga anjuran Rasulullah SAW agar sedekah kita diterima oleh Allah SWT.

Ada yang berbahaya dalam sebuah kisah sedekah, yakni saking asyiknya bersedekah ke orang luar, lupa memerhatikan sanak kerabatnya. Padahal sedekah terhadap sanak kerabat itu lebih utama.

Baca Juga: Disnakertrans Banten Cetak Calon Beautypreneur Melalui Pelatihan Make Up Dasar Bagi Masyarakat

Dalam hal ini ada kisah menarik dari para sahabat Abu Thalhah yang dapat dijadikan teladan. Abu Thalhah yang dimaksud adalah Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari (wafat 34 H), seorang sahabat Anshar yang paling banyak memiliki kebun kurma. Di antara harta yang paling disukainya adalah kebun Bairaha yang menghadap Masjid Nabawi.

Nabi Muhammad saw pun sering masuk ke kebun itu bagi sekadar mencicipi kurma ataupun meminum air segar dari mata air yang ada ala dalamnya. Suatu ketika, turun ayat kepada Nabi Muhammad saw:

“Tidaklah kalian memperoleh pahala yang sempurna (surga) sehingga kalian sedekahkan dari harta yang paling kalian cintai, lalu apapun yang kalian sedekahkan, maka sungguh Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahuinya.” (QS Ali Imran: 92).

(Al-Mahalli lalu As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Kairo, Darul Hadits, juz I, halaman 76). Mendengar ayat ini turun, ayat yang menganjurkan orang bagi menyedekahkan harta yang paling dicintainya, Abu Thalhah bergegas menghadap Nabi Muhammad saw demi maksud menyedekahkan harta terbaik yang paling dicintainya.

“Wahai Rasulullah, sungguh Allah telah menurunkan kepadamu ayat: ‘Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimaa tuhibbuun,’ sungguh harta yang paling aku sukai adalah kebun Bairaha, lalu sungguh kebun Bairaha menjadi sedekah sehingga Allah Taala. Aku mengharap kebaikan lalu simpanan pahalanya ala sisi Allah Taala. Karenanya wahai Rasulullah, silakan tentukan pentasarufan kebun itu pada tempat yang Allah perlihatkan kepadamu,” seru Abu Thalhah kepada Nabi saw seiring keinginan mendapatkan pahala terbaik ala sisi Allah dari sedekahnya.

Baca Juga: Estetik lalu Hits! 4 Rumah Makan ala Tangerang Ini Suguhkan Pemandangan Persawahan, Ada Yang Seperti Ubud Bali?

Melihat semangat lalu kesungguhan Abu Thalhah yang hendak menyedekahkan harta terbaiknya, kebun kurma Bairaha, Nabi Muhammad saw sangat terkagum-kagum, lalu menjawab:

بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، وقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإنِّي أَرَى أنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِيْنَ

Artinya, “Wah, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya. Sungguh aku telah mendengar ucapanmu, lalu sungguh sarankan agar agar kebun itu kau sedekahkan kepada para kerabatmu.” (HR Al-Bukhari Muslim).

Kisah Abu Thalhah lalu kebun Bairaha ini dapat dibaca lebih lengkap dalam banyak kitab hadits. Di antaranya dalam Shahih Al-Bukhari (II/350), Shahih Muslim (III/79), Riyadhus Shalihin (I/204), Sunan An-Nasai (VI/311), lalu selainnya.

Setelah mendapatkan petunjuk dari Nabi Muhammad saw, Abu Thalhah kemudian melaksanakannya. Ia kemudian menyedekahkan kebun kurma Bairaha yang menghadap Masjid Nabawi itu kepada para kerabat pula anak pamannya.

Baca Juga: Terungkap! Jennie BLACKPINK pula V BTS Bergandengan Tangan ala Paris, Benarkah Sedang Kencan?

Secara lebih detail, merujuk riwayat dalam Marasil Abi Bakr bin Hazm, kebun kurma Bairaha itu kemudian oleh Abu Thalhah disedekahkan kepada kerabatnya, yaitu Ubai bin Kab, Hassan bin Tsabit, Syaddad bin Aus, pula Nubaith bin Jabir.

Kemudian mereka menghitung harganya. Hassan bin Tsabit kemudian menjual bagiannya kepada Muawiyah seharga 100 ribu dirham, kurang lebih senilai Rp.400 juta rupiah bila dikonversikan.

(Ibnu Allan, Dalilul Falihin, juz II, halaman 426). Dari kisah ini Ibnu Allan mengambil hikmah, maka bersedekah beserta harta terbaik kepada kerabat terdekat adalah lebih utama daripada kepada selainnya. (Ibnu Allan, I/37).

Melihat kisah teladan ini kiranya semangat bersedekah ke pihak luar, tidak membuat kita lupa mendapatkan lebih memperhatikan pula bersedekah kepada sanak kerabat. Sebab bersedekah kepada sanak kerabat lebih utama. Wallahu alam.***

MasTer
MasTer alone

Post a Comment for "Anti Hoax Utamakan Sedekah Kepada Sanak Keluarga, Ini Penjelasan Kisah Lalu Hadis Rasulullah SAW"