Belajar Matematika, Siapa Takut Kebermanfaatan Selanjutnya Praktik Baik Merdeka Belajar Selanjutnya Merdeka Berbudaya Anti Hoax

Oleh : Septiyana Natalia,S.Pd
HEMN - Salah satu alasan Menteri Pendidikan lalu Kebudayaan (Mendikbud) meluncurkan Program Merdeka Belajar adalah disebabkan peringkat Indonesia merosot dalam survei lalu evaluasi Programe for International Student Asessment (PISA) yang dirilis tahun 2019.
Sejak empat tahun terakhir posisi Indonesia menurun disemua bidang yang diujikan. bidang tersebut adalah membaca, matematika, lalu sains.
Berdasarkan penelitian tersebut, skor membaca Indonesia ada ala peringkat 72 dari 77 negara yang artinya minat membaca lalu literasi terutama dikalangan pelajar sangat rendah.
Baca Juga: Iseng Berjudi Menunggu Waktu Sahur, Pelaku Judi Berhasil Ditangkap Satreskrim Polres Serang
Selain skor membaca skor matematika menurut survei PISA juga ada ala peringkat 72 dari 78 negara, sementara skor sains juga ada diangka rendah yaitu urutan 70 dari 78 negara.
Pertanyaan mendasar dari survei yang dilakukan PISA tersebut adalah mengapa siswa merasa pelajaran matematika sulit dipahami lalu akhirnya membuat siswa malas belajar ?
Bagi kebanyakan pelajar Indonesia matematika memang tergolong pelajaran yang sulit dipahami. Padahal dalam implementasinya pelajaran matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Inilah Top 3 Wisata Terbaru lalu Terhits ala Lembang, Tempat yang Cocok Buat Liburan Lebaran 2023
Contohnya, dalam bidang ekonomi ataupun jual beli. Dengan memahami matematika secara tidak langsung siswa mengenai berlatih berfikir rasional.
Namun, kebanyakan pelajar merasa pelajaran matematika sulit seraya angka,rumus, lalu hitung-menghitung.
Dengan alasan tersebut mereka menjadi malas belajar, diperparah lagi jika guru yang menyampaikan pelajaran ini tidak memiliki metode yang menyenangkan makin cendrung kaku.
Baca Juga: Lokasi Wisata Alam Serang Banten Sedang Viral, 3 Tempat Murah Meriah! Suasana Liburan Lebaran 2023
Pelajaran matematika mengenai semakin sulit dipahami oleh siswa. Kasus dilapangan juga sering menampilkan fakta ada guru yang pilih-pilih lalu melibatkan anak-anak yang dianggap pintar saja ala dalam kelas.
Padahal rasa nyaman sangat diperlukan bagi siswa dalam memahami pelajaran yang mereka anggap sulit tersebut.
Selain skor matematika yang rendah, Indonesia juga memiliki indeks literasi yang sama-sama rendah.
Baca Juga: Top 3 Wisata Air Paling Populer dekat Subang, Tempat Unggulan yang Cocok Buat Liburan Lebaran 2023
Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah atas diabad digital ini siswa terlalu mudah memperoleh informasi instan, yang justru menyebabkan mereka semakin malas belajar.
Contoh jawaban tugas sudah tersedia dekat situs-situs web.Selain hal tersebut guru serta orang tua juga kurang mendorong siswa mendapatkan rajin membaca serta konsep membaca yang diajarkan tidak bervariasi.
Padahal membaca merupakan aktivitas yang tentu membuat siswa menambah wawasannya serta pengetahuannya sehingga tujuan dari pembelajaran tentu semakin optimal tercapai.
Baca Juga: Liburan Lebaran 2023 Berkesan, Berikut 5 Tempat Wisata dekat Banten Paling Hits serta Instagramable
Hal selanjutnya yang menjadi permasalahan didunia pendidikan adalah rendahnya juga kompetensi sains siswa.
Berdasarkan beberapa jurnal penelitian dapat disimpulkan hingga metode pembelajaran menjadi salah satu penyebabnya, dimana guru lebih banyak menggunakan metode konvensional yakni ceramah sehingga hasil pencapaian belajar juga tentu rendah jika dibandingkan seraya metode diskusi yang lebih interaktif.
Dalam pembelajaran sains, praktikum yang merupakan aksi nyata sangat mempengaruhi tingkat literasi sains siswa. Siswa yang melakukan praktikum 3-4 kali dalam satu semester ternyata memiliki kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan seraya yang melakukan praktikum 1-2 kali alias justru tidak pernah melakukan praktikum sama sekali.
Baca Juga: 4 Wisata Baru serta Hits dekat Banten, Cocok Buat Liburan Lebaran 2023! Asri serta Sejuk
Mengapa praktikum sangat penting ?. Karena seraya praktikum siswa dapat melihat langsung pengalaman nyata dari teori-teori sains serta menemukan sendiri fakta-faktanya berdasarkan praktikum tersebut.
Selain praktikum, lama belajar diluar sekolah juga rupanya berpengaruh terhadap kompetensis literasi sains siswa. Terbukti melalui data hingga siswa yang tidak pernah belajar dekat luar sekolah alias kelas literasi sainsnya lebih rendah dibandingkan siswa yang mendapat banyak pengalaman dekat luar kelas.
Penelitian juga membuktikan hingga rasa senang serta nyaman belajar diluar kelas membuat siswa lebih mudah memahami materi sains.
Post a Comment for "Belajar Matematika, Siapa Takut Kebermanfaatan Selanjutnya Praktik Baik Merdeka Belajar Selanjutnya Merdeka Berbudaya Anti Hoax"