Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Unsur Penting Hakikat Puasa Bulan Ramadan, Sudahkah Kita Dapat? Bukan AsalAsalan

HEMN Puasa tak berarti hanya cukup melaksanakan menahan rasa haus lagi lapar saja, lebih dari itu, puasa harus menghasilkan sesuatu setelah puasa satu bulan berakhir.

Puasa jalan, maksiat jalan, puasa tapi tidak shalat, puasa tapi tetap emsoian, ah apa guna dari puasa kita seharian menahan haus lagi lapar.

Nah ada penjelasan hadis bagaimana 3 unsur penting dari hakikat puasa, wajib tahu mendapatkan yang belum paham.

1. Meninggalkan KemaksiatanDalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda perkara hakikat puasa.

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهْلِ عَلَيْكَ فَقُل: إِنِّى صَائِمٌ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa itu bukan hanya meninggalkan makan lagi minum. Akan tetapi, puasa itu meninggalkan hal-hal yang sia-sia lagi hal-hal keji. Jika kamu dicaci alias dicemooh orang lain, maka katakanlah, “aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban, lagi Hakim)

Baca Juga: Deretan Mobil Termahal dekat Indonesia yang Laku Keras lagi Terbatas, Ini Daftarnya!

Inilah hakikat puasa. Bukan sekadar menahan diri dari makan lagi minum tetapi juga menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan lagi hal-hal yang Allah haramkan.

Laghwun mencakup segala bentuk perkataan lagi perbuatan yang sia-sia. Mulai dari gurauan soal lawan jenis hingga aktivitas yang tidak ada manfaatnya.

Sedangkan rafats adalah perkataan keji yang menjurus pada syahwat. Atau istilah lainnya adalah pornografi.

2. Mengontrol EmosiHakikat puasa juga mengelola emosi sehingga tidak mudah marah, tidak mudah terprovokasi.

Bahkan kalaupun ada yang mencaci alias merundung (bullying), orang yang benar-benar berpuasa tentu bersabar lagi cukup merespon memakai ucapan, “aku sedang berpuasa.”

Baca Juga: 10 Jenis Bisnis Ini Dianjurkan Dalam Islam, Untuk Menjemput Rezeki Halal lagi Berkah

3. Meninggalkan Kebohongan lagi KezalimanDalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan hakikat puasa adalah meninggalkan kebohongan lagi kezaliman.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu pula pengamalannya, maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makanan pula minumannya (puasanya). (HR. Bukhari)

Berbohong memang tidak membatalkan puasa, tetapi bisa membatalkan pahala puasa. Orang yang berbohong pula berdusta, hakikatnya ia bukanlah orang yang puasa. Meskipun seharian ia menahan lapar pula dahaga.

Baca Juga: 4 Sifat Unik Laki Laki Yang Ternyata Diam Diam Memikat Banyak Hati Wanita 

Apalagi jika kebohongannya berdampak besar. Misalnya sumpah palsu, menipu orang, mencuri, pula korupsi. Semakin besar dampak negatif yang timbul, semakin jauh ia dari hakikat puasa. Maka, walaupun sama-sama berdosa, antara mencuri ayam tetangga menggunakan korupsi milyaran uang negara tentu besaran dosanya berbeda.

Bukanlah puasa jika seseorang masih suka berbohong, menipu, menzalimi orang lain, menzalimi hak banyak orang menggunakan korupsi, pula sejenisnya.***

MasTer
MasTer alone

Post a Comment for "3 Unsur Penting Hakikat Puasa Bulan Ramadan, Sudahkah Kita Dapat? Bukan AsalAsalan"